Kategori
Visi Inti

Visi 24:14

Visi 24:14

– Oleh Stan Parks –

Dalam Matius 24:14, Yesus berjanji: “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”

Visi 24:14 adalah untuk melihat Injil dibagikankepada setiap suku bangsa di bumi dalam generasi kita. Kita ingin berada dalam generasi yang menyelesaikan apa yang Yesus mulai dan juga yang telah dihidupi dengan penuh kesetiaan oleh para pendahulu kita lainnya. Kita tahu bahwa Yesus menunggu untuk kembali sampai setiap suku bangsa memiliki kesempatan untuk menanggapi Injil dan menjadi bagian dari Mempelai Wanita-Nya.

Kami menyadari cara terbaik untuk memberikan setiap suku bangsa kesempatan ini adalah dengan melihat jemaat dirintis dan berlipat ganda dalam kelompok mereka. Hal ini menjadi harapan terbaik bagi semua orang untuk mendengar Kabar Baik, karena para murid di jemaat-jemaat yang berlipat ganda ini termotivasi untuk membagikan Injil kepada setiap orang.

Jemaat-jemaat yang berlipat ganda ini dapat menjadi apa yang kita sebut Gerakan Perintisan Jemaat (GPJ). GPJ didefinisikan sebagai pelipatgandaan murid yang memuridkan murid dan pemimpin yang mengembangkan pemimpin, yang menghasilkan jemaat-jemaat asli yang merintis jemaat dan yang mulai menyebar dengan cepat dalam suatu kelompok masyarakat atau segmen penduduk.

Koalisi 24:14 bukanlah sebuah organisasi. Kami adalah komunitas yang terdiri dari individu-individu, tim-tim, gereja-gereja, organisasi-organisasi, jaringan-jaringan, dan gerakan-gerakan yang telah membuat komitmen untuk melihat Gerakan Perintisan Jemaat di setiap suku dan tempat yang belum terjangkau. Tujuan awal kami adalah melihat keterlibatan GPJ yang efektif di setiap suku dan tempat yang belum terjangkau pada 31 Desember 2025. 

Hal ini berarti memiliki tim (lokal, ekspat atau kombinasi keduanya) yang diperlengkapi dengan strategi gerakan di lokasi di setiap suku dan tempat yang belum terjangkau pada tanggal tersebut. Kami tidak membuat klaim tentang kapan tugas Amanat Agung akan selesai. Hal itu adalah tanggung jawab Tuhan. Tuhan-lah yangmenentukan keberhasilan gerakan.

Kami mengejar Visi 24:14 berdasarkan empat nilai:

  1. Menjangkau yang belum terjangkau, sesuai dengan Matius 24:14: membawa Injil Kerajaan ke setiap suku dan tempat yang belum terjangkau.
  2. Menyelesaikan hal ini melalui Gerakan Perintisan Jemaat, yang melibatkan banyak murid, jemaat, pemimpin dan gerakan.
  3. Bertindak dengan rasa urgensi seperti pada masa perang untuk menjangkau setiap suku dan tempat yang belum terjangkau dengan strategi gerakan pada akhir tahun 2025.
  4. Melakukan hal-hal ini dengan bekerja sama dengan orang lain.

Visi kami adalah untuk melihat Injil Kerajaan diproklamirkan di seluruh dunia sebagai kesaksian bagi semua suku bangsa di masa hidup kita. Kami mengundang Anda untuk bergabung dengan kami dalam doa dan pelayanan untuk merintis gerakan-gerakan kerajaan di setiap suku dan tempat yang belum terjangkau.

 

 

Stan Parks Ph.D. melayani Koalisi 24:14 (Tim Fasilitasi), Beyond (Wakil ketua Strategi Global), dan Ethne (Tim Kepemimpinan). Dia adalah pelatih dan pembina untuk beragam GPJ secara global dan telah tinggal dan melayani di antara suku-suku yang belum terjangkau sejak tahun 1994.

Materi ini pertama kali muncul di halaman 2-3 buku 24:14—Sebuah Kesaksian untuk Semua Orang, tersedia di 24:14 atau di Amazon

Kategori
Visi Inti

Fakta-Fakta Brutal

Fakta-Fakta Brutal

– Oleh Justin Long –

Tepat sebelum Yesus naik ke surga, Dia memberi tugas kepada murid-murid-Nya yang kita sebut sebagai Amanat Agung: untuk “pergi ke seluruh dunia,” memuridkan setiap suku bangsa. Sejak saat itu, orang-orang Kristen telah memimpikan hari saat tugas ini akan selesai. Banyak dari kita menghubungkannya dengan Matius 24:14, janji Yesus bahwa Injil “akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya”(TB). Meskipun kita mungkin memperdebatkan makna yang tepat dari ayat Firman Tuhan ini, kita cenderung berpikir bahwa tugas itu akan “selesai,” dan penyelesaian bagaimanapun terkait dengan “akhir.”

Sementara kita dengan penuh semangat mengantisipasi kedatangan kembali Kristus, kita harus menghadapi “fakta-fakta brutal”: jika Akhir Tugas dan Kembalinya Yesus berkaitan, kedatangan-Nya kemungkinan masih jauh. Dengan banyak ukuran, “akhir tugas” semakin jauh dari kita!

Bagaimana kita mengukur “akhir dari tugas”? Dua kemungkinan terkait dengan ayat-ayat Kitab Suci ini: ukuran proklamasi (pemberitaan) dan ukuran pemuridan.

Sebagai ukuran pemuridan, kita dapat mempertimbangkan seberapa banyak orang yang mengaku sebagai Kristen, dan seberapa banyak orang dapat dianggap sebagai “murid aktif.”

Pusat Studi Kekristenan Global (The Center for the Study of Global Christianity/CSGC) menghitung orang-orang Kristen dari segala jenis. Mereka mengatakan bahwa pada tahun 1900, 33% dunia adalah Kristen; Pada tahun 2000, 33% dunia beragama Kristen. Dan pada tahun 2050, kecuali hal-hal berubah secara dramatis, dunia akan tetap 33% Kristen! Sebuah gereja yang hanya bertumbuh pada tingkat yang sama dengan populasi tidak membawa Injil ke “seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa.” 

Bagaimana dengan “murid-murid aktif”? Ukuran ini jauh lebih sulit, karena kita tidak bisa benar-benar mengetahui “keadaan hati.” Namun dalam The Future of the Global Church (Masa Depan Gereja Global), Patrick Johnstone memperkirakan kaum sungguh-sungguh dalam Tuhan (Injili, Pentakosta, dan Karismatik) berjumlah sekitar 6,9% dari populasi dunia pada tahun 2010. Penelitian menunjukkan jumlah kaum ini berkembang lebih pesat daripada kebanyakan segmen Kekristenan lainnya, namun terus menjadi persentase kecil dunia.

Akan tetapi, jumlah orang percaya bukanlah satu-satunya ukuran untuk menyelesaikan tugas itu. “Proklamasi (pemberitaan),” seperti yang disebutkan di atas, adalah ukuran yang lain. Beberapa orang akan mendengar Injil dan tidak menerimanya. Tiga ukuran proklamasi banyak digunakan: tidak diinjili, tidak terjangkau dan terabaikan (Mission Frontiers melihat tiga ukuran ini secara mendalam pada edisi Januari-Februari 2007: http://www.missionfrontiers.org/issue/article/which-peoples-need-priority-attention).

Tak Terinjili adalah upaya untuk mengukur siapa  yang tidak memiliki akses terhadap injil: siapa, secara realistis, tidak akan memiliki kesempatan untuk mendengar kabar baik dan menanggapinya seumur hidup mereka. CSGC memperkirakan 54% dunia tidak diinjili pada tahun 1900 dan 28% tidak diinjili hari ini. Ini adalah kabar baik: persentase dunia tanpa akses ke injil telah menurun secara signifikan. Namun, kabar buruknya: pada tahun 1900, jumlah penduduk yang tidak diinjili adalah 880 juta. Saat ini, karena pertumbuhan penduduk, jumlah tersebut telah meningkat menjadi 2,1 miliar.

Sementara persentase orang yang tidak diinjili dipotong hampir setengahnya, jumlah total orang yang tidak memiliki akses terhadap Injil meningkat lebih dari dua kali lipat. Tugas yang tersisa semakin besar ukurannya.

Tak Terjangkau sedikit berbeda: ini mengukur kelompok-kelompok yang tidak diinjili yang tidak memiliki gereja lokal dan pribumi yang dapat membawa Injil ke seluruh suku tanpa bantuan misionaris lintas budaya. Joshua Project mencantumkan sekitar 7.000 suku yang belum terjangkau yang berjumlah 3,15 miliar orang, yang merupakan 42% penduduk di dunia.

Yang terakhir, kelompok-kelompok yang terabaikan adalah mereka yang tidak memiliki keterlibatan dengan tim perintisan jemaat.  Saat ini, ada 1.510 suku tersebut: jumlahnya telah menurun sejak diperkenalkan pada tahun 1999 oleh IMB. Penurunan ini adalah pertanda baik, tetapi itu berarti bahwa untuk kelompok yang “baru terlibat,” pekerjaannya belum selesai, hanya baru dimulai! Jauh lebih mudah untuk terlibat dengan kelompok yang memiliki tim perintisan jemaat daripada melihat hasil yang kekal.

“Fakta brutalnya”adalah bahwa, dengan ukuran-ukuran ini, tidak satu pun upaya-upaya kita yang ada akan menjangkau semua orang di semua kelompok dalam waktu dekat. Kita melihat beberapa alasan utama untuk ini.

Pertama, sebagian besar upaya Kristen tertuju ke tempat-tempat di mana gereja berada, ketimbang tempat-tempat yang tidak ada gereja. Sebagian besar uang yang diberikan untuk tujuan Kristen dihabiskan untuk diri kita sendiri dan bahkan sebagian besar uang misi dihabiskan di wilayah-wilayah mayoritas Kristen. Untuk setiap $100.000 dalam pendapatan pribadi, rata-rata orang Kristen memberikan $1 dolar untuk menjangkau yang belum terjangkau (0,00001%).

Penempatan personel juga mencerminkan ketidak seimbangan yang bermasalah ini. Hanya 3% misionaris lintas budaya yang melayani di antara yang belum terjangkau. Jika kita menghitung semua pekerja Kristen penuh waktu, hanya 0,37% yang melayani yang belum terjangkau. Kita mengirim satu misionaris untuk setiap 179.000 umat Hindu, setiap 260.000 umat Budha, dan setiap 405.500 orang Muslim.

Kedua, kebanyakan orang Kristen tidak berhubungan dengan dunia non-Kristen: secara global, 81% dari semua orang non-Kristen tidak secara pribadi mengenal orang percaya. Untuk orang Muslim, Hindu dan Budha, itu naik menjadi 86%. Di Timur Tengah dan Afrika Utara persentasenya 90%. Di Turki dan Iran 93% dan di Afghanistan 97% orang secara pribadi tidak mengenal seorang Kristen.

Ketiga, gereja-gereja yang kita dukung sebagian besar berada di tempat-tempat dengan pertumbuhan penduduk yang lamban. Populasi global tumbuh paling cepat di tempat di mana kita tidak berada. Kekristenan tetap statis pada 33% dari populasi dunia dari tahun 1910 hingga 2010.  Sementara itu, Islam tumbuh dari 12,6% dari populasi dunia pada tahun 1910 menjadi 15,6% pada tahun 1970 dan diperkirakan 23,9% pada tahun 2020. Ini sebagian besar disebabkan oleh pertumbuhan populasi Komunitas Muslim, bukan konversi. Tetapi faktanya tetap bahwa pada abad terakhir Islam telah hampir dua kali lipat sebagai persentase dunia dan persentase orang Kristen tetap sama.

Keempat, dunia Kristen terpecah belah dan tidak memiliki kesatuan untuk bekerja bersama untuk mencapai Amanat Agung. Secara global, ada sekitar 41.000 denominasi. Jumlah agensi misi telah meroket dari 600 pada tahun 1900 menjadi 5.400 hari ini. Kurangnya komunikasi secara umum, apalagi koordinasi, melumpuhkan upaya untuk memuridkan semua ethnē.

Kelima, banyak gereja sering memiliki penekanan yang tidak memadai pada pemuridan, ketaatan kepada Kristus, dan kesediaan untuk mengikuti Dia dengan sepenuh hati. Komitmen rendah menghasilkan sedikit reproduksi dan berisiko menurun atau meledak. Hal ini terlihat dari hilangnya orang-orang Kristen yang meninggalkan gereja. Dalam rata-rata tahun, 5 juta orang memilih untuk menjadi orang Kristen tetapi 13 juta orang memilih untuk meninggalkan Kekristenan. Jika tren saat ini berlanjut, dari 2010-2050 40 juta orang akan beralih ke Kekristenan sementara 106 juta orang meninggalkannya.

Keenam, kita belum beradaptasi secara strategis dengan realitas gereja global. Orang-Orang Kristen Selatan Global (Global South Christian) bertumbuh dari 20% orang Kristen dunia pada tahun 1910 menjadi sekitar 64,7% pada tahun 2020. Namun Gereja Global Utara masih memiliki sebagian besar kekayaan Kristen. Karena etnosentrisme dan perspektif yang sempit, kita memprioritaskan pengiriman orang dari budaya kita sendiri sebagai misionaris. Kita terus menggunakan sebagian besar sumber daya kita untuk mendukung tim budaya jauh yang menjangkau suku yang tidak terjangkau daripada memprioritaskan dan menyediakan sumber

 

 

(1) [1] World Christian Database, (Data Kristen Dunia) 2015, *Barrett dan Johnson. 2001. “World Christian Trends (Tren Kristen Dunia),” hlm. 656, dan [2] Atlas of Global Christianity (Atlas Kekeristenan Global) 2009. Juga lihat: Deployment of Missionaries (Penempatan Misionaris), Global status 2018

(2) ibid.
(3) http://www.gordonconwell.edu/ockenga/research/documents/ChristianityinitsGlobalContext.pdf
(4) http://www.ijfm.org/PDFs_IJFM/29_1_PDFs/IJFM_29_1-Johnson&Hickman.pdf http://www.gordonconwell.edu/ockenga/research/documents/ChristianityinitsGlobalContext.pdf
(5) http://www.ijfm.org/PDFs_IJFM/29_1_PDFs/IJFM_29_1-Johnson&Hickman.pdf
(6) http://www.pewforum.org/2017/04/05/the-changing-global-religious-landscape/

Justin Long telah terlibat dalam penelitian misi-misi global selama 25 tahun, dan sekarang melayani sebagai Direktur Penelitian Global untuk Beyond, di mana dia mengedit Lampiran Gerakan dan Survei Distrik Global.

Materi ini  muncul di haaman 149-155 dari buku 24:14 – Sebuah Kesaksian bagi Semua Orang, tersedia di 24:14 atau di Amazon, diperluas dari sebuah artikel yang awalnya muncul di majalah Mission Frontiers edisi Januari-Februari 2018, www.missionfrontiers.org, hlm. 14-16.

Kategori
Visi Inti

Mengapa Memberi kepada Kolaborasi?

Mengapa Memberi kepada Kolaborasi?

– Oleh Chris McBride –

Dunia sedang berubah, dan kekuatan jaringan semakin matang. Jejaring sosial telah menunjukkan kepada kita banyak contoh tentang apa yang terjadi ketika banyak orang terlibat bersama dalam memenuhi suatu visi.

24:14 menyediakan cara bagi para donatur untuk memberi kepada jaringan di dalam tubuh Kristus, bekerja bersama untuk mencapai Amanat Agung. Kita perlu lebih dari sekadar mengatakan: “Mari kita bekerja sama.” Contoh kolaborasi terbaru yang sukses menunjukkan kepada kita beberapa bahan penting.

Visi yang Jelas untuk Kolaborasi 

Visi 24:14 adalah agar setiap suku di setiap tempat global memiliki komunitas yang beriman yang fokus pada pelipatgandaan murid dalam Gerakan Perintisan Jemaat. Tingkat kejelasan ini memungkinkan orang percaya di mana pun di seluruh dunia untuk berkontribusi pada visi yang kuat ini.

Mekanisme yang Jelas untuk Kolaborasi

Komunitas 24:14 saling mendukung melalui berbagi informasi, sumber daya, pelatihan, pembinaan, pembelajaran, dan dorongan semangat. Mengorganisir dan mendukung tim kerja sama, baik regional maupun sub-regional, memungkinkan tindakan di tingkat lokal. Kami tidak bertujuan untuk memajukan agenda atau metodologi organisasi apa pun. Kami mempromosikan keberhasilan setiap organisasi, gereja, tim, gerakan dan jaringan di komunitas kami.

Membangun Struktur Dukungan untuk Kolaborasi

Praktik terbaik di antara upaya kolaborasi telah menghasilkan sebuah pelajaran penting: Kolaborasi membutuhkan kerja keras. Sebagian besar gereja, jaringan, instansi, dan gerakan memiliki banyak hal dalam rencana kerja mereka. Kolaborasi perintis sering kali mengambil pekerjaan khusus dari pihak ketiga: sebuah gagasan yang kami sebut “tulang punggung kolaboratif.”

Kita tidak melihat tulang punggung seseorang ketika kita pertama kali bertemu dia, tetapi kita pasti melihat jika mereka tidak memilikinya! Tulang punggung menyediakan struktur pendukung yang memungkinkan seluruh tubuh berfungsi bersama. Tulang belakang kolaboratif berfungsi dengan mengatur upaya-upaya yang memungkinkan gereja-gereja, jaringan-jaringan, instansi-instansi, dan gerakan-gerakan untuk beroperasi secara bersamaan menuju tujuan bersama.

Menentukan Tujuan Kolaborasi 

Tim kepemimpinan 24:14 telah menugaskan tulang punggung kami dengan tujuan-tujuan berikut:

  • Memperluas komitmen untuk berdoa dan berpuasa untuk gerakan-gerakan para murid yang berlipat ganda.
  • Memperdalam pengembangan tim peneliti dan berbagi data yang secara andal mengidentifikasi kesenjangan hingga ke tingkat provinsi.
  • Mengembangkan Tim Strategi Global dari 32 wilayah, diorganisasikan untuk mendokumentasikan, mengevaluasi, dan merayakan rencana aksi.
  • Mempublikasikan komunikasi reguler, termasuk konten blog, buku, artikel jurnal, dan posting media sosial.
  • Mendukung Komunitas Pelengkap Bertahap yang difasilitasi oleh mentor-mentor gerakan yang berpengalaman.
  • Memfasilitasi lebih banyak penyerbukan silang di antara para praktisi gerakan.
  • Memobilisasi sumber daya dengan menasihati koalisi gereja, yayasan, dan donatur proyek-proyek kesenjangan Amanat Agung.

Kami percaya bahwa kolaborasi di sekitar Amanat Agung adalah salah satu investasi terbaik yang dapat dilakukan orang percaya. Sewaktu Anda mempertimbangkan di mana menginvestasikan pemberian kerajaan Anda, mohon pertimbangkan dengan penuh doa untuk mendukung kolaborasi yang bertujuan untuk melibatkan setiap orang dan tempat dengan Gerakan Perintisan Jemaat.

Kategori
Visi Inti

Kekuatan Tim-Tim Regional

Kekuatan Tim-Tim Regional

– Oleh Chris McBride –

Jika saya tidak belajar kekuatan perkalian di sekolah, saya mungkin mempelajarinya dari COVID-19.

Paruh pertama tahun 2020 telah menunjukkan pelajaran bahwa Gerakan Perintisan Jemaat telah menunjukkan kepada kita selama bertahun-tahun: pelipatgandaan mengisi daerah dengan virus … atau murid-murid Kerajaan, dengan cara yang penambahan tidak pernah bisa! Komunitas jejaring melipatgandakan pengaruh karena mereka memberdayakan banyak pemimpin untuk mematuhi Yesus secara pribadi. Ketika para pemimpin regional yang dipimpin Roh dan mengetahui komunitas mereka mulai menjadi model kepemimpinan yang memberdayakan, dampak viral segera menyusul.

24:14 adalah sebuah komunitas kolaboratif. Kami bekerja bersama menuju visi yang sama: Melibatkan setiap suku dan setiap tempat global dengan pemuridan berlipatganda dan perintisan jemaat. Bagaimana kami bisa melakukan hal itu di dunia yang terdiri dari orang dan budaya yang beragam?

Upaya-upaya kolaborasi di masa lalu sering gagal karena mereka menerapkan pendekatan “yang bisa disukai oleh banyak orang” terhadap kolaborasi. Banyak orang mengejar berbagai keinginan dalam kolaborasi mereka, dan inklusivitas di sekitar visi yang luas berarti bahwa tujuan harus tetap luas. Karena tujuan-tujuan tersebut sering bersifat global dan umum, para peserta merasa sulit untuk menemukan cara-cara mereka dapat berkontribusi secara bermakna pada tujuan yang lebih besar.

Tim Regional 24:14 berupaya belajar dari pengalaman masa lalu. Dengan membentuk tim-tim di daerah-daerah dengan latar belakang bahasa, budaya, keamanan, dan agama yang sama, tim memiliki lebih banyak kesamaan daripada perbedaan. Ketika sebuah tim regional dibentuk oleh para pemimpin yang memuridkan untuk memulai gerakan perintisan jemaat, mereka memiliki jalan yang jelas menuju kesuksesan. Tim regional dapat berkolaborasi dalam mengisi celah dalam multiplikasi jemaat, perencanaan strategis, doa, dan berbagi sumber daya. Dengan demikian banyak orang lain menemukan dorongan dan dukungan untuk menjalani jalan tersebut.

Tim-tim regional memungkinkan satu visi global untuk dilipatgandakan ke banyak daerah. Ketika tim-tim ini beroperasi dengan sukses, mereka mendorong pembentukan komunitas kolaboratif di tingkat negara, kemudian tingkat provinsi, kemudian tingkat kabupaten. Ketika hubungan terbentuk dan kepercayaan mulai terbangun, energi mulai tumbuh, yang terhilang dijangkau dan celah-celah diisi.

Tim kepemimpinan untuk setiap wilayah dibentuk secara relasional oleh pemimpin gerakan di setiap wilayah. Sebagian besar pemimpin regional telah menggiring gerakan-gerakan besar yang telah memulai pelayanan baru di daerah lain dan telah berjalan dengan para pemimpin global lainnya selama bertahun-tahun. Jaringan para pemimpin daerah memiliki hubungan yang kuat dan rasa saling percaya, yang bertumbuh dari tahun ke tahun.

Komunitas 24:14 bekerja bersama secara global untuk saling mendukung. Pengetahuan bersama, alat bersama, sumber daya bersama, dan pengalaman yang dibagikan membantu jaringan bertumbuh secara viral. Kekuatan komunitas kami didistribusikan melalui wilayah kami … dan pada akhirnya kepada Anda.

Kategori
Visi Inti

24:14 – Kisahnya

24:14 – Kisahnya

– Oleh Chris McBride –

Harta Lama dan Baru 

Awal 1990-an adalah musim yang baik untuk gereja global. Kami bekerja keras dan hal-hal yang membesarkan hati terjadi. Tirai Besi telah dibuka dan orang-orang datang kepada Kristus.

Tetapi kami tidak menjangkau tempat-tempat yang paling sulit untuk dijangkau. Seluruh suku memiliki generasi-generasi yang memasuki kekekalan tanpa Kristus. Populasi global bertumbuh pesat, dan Gereja tidak mengikuti.

Kemudian sesuatu yang tidak terduga terjadi. Terobosan-terobosan mulai terjadi ketika para utusan Injil mulai melihat dengan segar pada perintah-perintah asli dari Kristus. Berita mengejutkan datang dari India. Dari China. Dari Asia Tenggara. Kemudian di Afrika: Model-model sederhana dan dapat ditiru memfasilitasi pelipatgandaan murid. Murid-murid yang diberdayakan menaati Yesus, memuridkan, dan berkumpul di jemaat-jemaat baru. Pelipatgandaan besar dari jemaat-jemaat ini di antara orang-orang yang terhilang. Pertumbuhan yang luar biasa seperti ini terjadi di jemaat mula-mula (sebagaimana dicatat dalam kitab Kisah Para Rasul) dan hanya kadang-kadang dalam sejarah gereja (seperti pelayanan Patrick di Irlandia dan gerakan awal Wesleyan).

Harta baru muncul dari hikmat lama.

Roh Berhembus 

Ketika dekade peresmian tahun 2000-an berkembang, semakin banyak Gerakan Perintisan Jemaat ini (GPJ) muncul. (GPJ adalah istilah umum yang kami gunakan untuk menggambarkan gerakan murid-murid yang berlipat ganda yang membentuk jemaat-jemaat yang berlipat ganda). Pada tahun 2007, para misiologis melacak lebih dari 30 GPJ. Pada tahun 2010, mereka dapat menghitung lebih dari 60, banyak di antaranya telah mulai sepenuhnya mandiri. Kemudian jumlahnya melebihi 100. Sementara sebagian besar gerakan bertahan dan beberapa berakhir, para pekerja yang mengejar gerakan-gerakan multiplikatif untuk menjangkau yang terhilang terus belajar dan bertambah jumlahnya.

Ketika gerakan-gerakan terus bertumbuh dalam jumlah dan menyebar dalam pengaruh, banyak pemimpin menyadari bahwa hal ini adalah angin Roh yang bertiup pada Gerakan Perintisan Jemaat. Jutaan orang percaya baru datang ke Kerajaan. Sudah waktunya memasang layar.

Sebuah Komunitas Telah Lahir 

Pada tahun 2017, 24:14 lahir setelah dua KTT internasional di mana para pemimpin global berkumpul dari organisasi-organisasi misi, gereja-gereja, jaringan-jaringan dan gerakan-gerakan yang sudah berkomitmen untuk menjangkau yang belum terjangkau melalui GPJ-GPJ. Kami bergulat dengan satu pertanyaan sederhana:

“Apa yang diperlukan untuk berdoa dan bekerja bersama untuk memulai gerakan-gerakan kerajaan di setiap suku dan tempat yang belum terjangkau dalam generasi kita?”

Roh Kudus menggerakkan para peserta KTT 24:14 untuk dengan rendah hati mengejar upaya terpadu untuk melibatkan orang-orang yang belum terjangkau – khususnya melalui Gerakan-Gerakan Perintisan Jemaat dengan urgensi pengorbanan sebelum akhir tahun 2025. Sebagai hasilnya, kami meluncurkan koalisi global dari organisasi-organisasi, gereja-gereja, dan orang-orang percaya yang berpikiran sama — dikenal sebagai 24:14 — untuk melihat visi seukuran Tuhan ini terpenuhi.

Membangun Bersama

Sejak tahun 2017, kami telah mempertajam visi itu bersama-sama: Setiap orang di setiap tempat dengan komunitas orang percaya yang berfokus pada melipatgandakan murid-murid Yesus dalam Gerakan Perintisan Jemaat. Kami menyaksikan dan bekerja untuk melihat benih ini jatuh di tanah yang baik dan berkembang biak menjadi panen yang cocok untuk Sang Raja.

24:14 adalah komunitas kolaboratif terbuka yang melayani mereka yang mengkatalisasi dan mendukung Gerakan-Gerakan Perintisan Jemaat. Kami tidak mengibarkan bendera organisasi; kami bekerja dalam kesatuan kolaboratif dalam melayani Yesus saja.

Kategori
Visi Inti

Apa yang Dibutuhkan untuk Menggenapi Amanat Agung?

Apa yang Dibutuhkan untuk Menggenapi Amanat Agung?

– Oleh Stan Parks –

Dalam perintah terakhir-Nya kepada murid-murid-Nya (Matius 28:18-20), Yesus memberikan rencana yang luar biasa untuk semua murid-Nya–baik dulu maupun sekarang.

Kita pergi dalam Nama yang memiliki semua otoritas–di surga dan di bumi. Kita menerima kuasa Roh Kudus ketika kita pergi–kepada orang-orang di Yerusalem kita, Yudea, Samaria (“musuh” di dekat kita) dan ujung-ujung bumi. Yesus memanggil kita untuk memuridkan semua suku, membaptis mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan mengajar mereka untuk menaati semua yang diperintahkan-Nya. Dan Dia selalu bersama kita.

Apa yang diperlukan untuk menggenapi Amanat Agung? Dalam upaya untuk memahami “tugas yang tersisa,” kami menggunakan istilah-istilah seperti “belum terjangkau,” “belum diinjili,” “tidak terlibat,” dan “paling sedikit dijangkau.”

Kami sering menggunakan kata-kata ini secara bergantian. Hal ini bisa sangat berbahaya, karena istilah-istilah tersebut tidak berarti hal yang sama, dan kami mungkin tidak bermaksud hal yang sama ketika kami menggunakannya.

Belum terjangkau”awalnya didefinisikan dalam pertemuan misiologis yang diadakan di Chicago [A.S.] tidak lama setelah seluruh gagasan tentang orang yang belum terjangkau menjadi populer. Istilah itu didefinisikan sebagai, “suku yang tidak memiliki gereja yang dapat menginjili suku tersebut sampai ke perbatasannya tanpa bantuan lintas budaya.”

 

Belum diinjili,” seperti yang umumnya digunakan, didefinisikan dalam Ensiklopedia Dunia Kristen (World Christian Encyclopedia) sebagai persamaan matematis untuk memperkirakan jumlah orang dalam suatu suku yang akan memiliki akses ke Injil setidaknya satu kali seumur hidup mereka. Ini adalah penjumlahan dari jumlah orang yang memiliki akses ke Injil. Suatu kelompok dapat, misalnya, 30% diinjili, yang berarti para peneliti memperkirakan 30% telah mendengar Injil dan 70% belum. Hal ini bukan pernyataan tentang kualitas gereja lokal atau kemampuannya untuk menyelesaikan tugasnya sendiri.

Tidak Terlibat”diciptakan oleh Finishing the Task dan didefinisikan sebagai kelompok orang yang tidak memiliki tim dengan strategi perintisan jemaat. Jika sekelompok beberapa juta orang memiliki tim yang terdiri dari dua atau tiga orang yang telah “melayaninya” dengan strategi perintisan jemaat, berarti suku itu “tersentuh” (tetapi hampir pasti kurang terlayani). Finishing the Task mempertahankan daftar yang belum tersentuh, yang berasal dari daftar-daftarlain.

Paling sedikit dijangkau”adalah istilah umum yang merujuk pada inti dari tugas yang tersisa. Istilah ini tidak memiliki definisi khusus, dan sering digunakan ketika tidak ada definisi spesifik yang diinginkan.

Apa Tugasnya?

Tujuan 24:14 adalah menjadi bagian dari generasi yang memenuhi Amanat Agung. Dan kami pikir cara terbaik untuk memenuhi Amanat Agung (memuridkan setiap suku) adalah melalui gerakan-gerakan Kerajaan di setiap suku dan tempat.

Semua istilah ini–yang belum diinjili, belum terjangkau, belum terlibat, paling sedikit dijangkau–sangat membantu dalam berbagai cara. Namun istilah-istilah tersebut dapat membingungkan dan bahkan kontraproduktif, tergantung pada bagaimana mereka digunakan.

Kami ingin melihat semua orang diinjili tetapi tidak hanya diinjili. Dengan kata lain, tidak cukup bahwa setiap orang mendengar Injil. Kita tahu bahwa murid-murid akan dibuat “dari setiap bangsa, suku, dan bahasa” (Wahyu 7:9, TB).

Kami ingin melihat setiap suku dijangkau–memiliki gereja yang cukup kuat untuk menginjili kaumnya sendiri. Tetapi bukan itu saja yang kami inginkan. Joshua Project mengatakan bahwa kelompok yang dijangkau memiliki 2% orang Kristen injili. Hal ini berarti mereka memperkirakan bahwa 2% itu dapat membagikan kabar baik kepada 98% sisanya. Itu adalah langkah penting, tetapi kami tidak puas jika hanya 2% yang menjadi pengikut Yesus.

Kami ingin melihat setiap kelompok tersentuh tetapi tidak hanya tersentuh. Apakah Anda ingin kota Anda yang berpenduduk lima atau sepuluh juta orang memiliki hanya dua pekerja yang melayani untuk membawa Injil?

Bahasa asli Amanat Agung memperjelas satu perintah utama dalam ayat-ayat ini: untuk menjadikan murid (mathēteusate). Bukan hanya murid perorangan, tetapi memuridkan ethnē–seluruh kelompok etnis. Kata kerja lainnya (“pergi,” “membaptis,” “mengajar”) mendukung perintah utama–untuk memuridkan semua ethnē.

Kata Yunani ethnos (bentuk tunggal dari ethnē) didefinisikan sebagai “suatu kelompok orang-orang yang disatukan oleh kekerabatan, budaya, dan tradisi bersama, bangsa, suku.” Wahyu 7:9 melengkapi gambar ethnē (“bangsa-bangsa”) yang akan dijangkau, dengan menambahkan tiga istilah yang lebih deskriptif: suku, bangsa,dan bahasa–berbagai kelompok dengan identitas yang sama.

Definisi suku Lausanne 1982 mengatakan: “Untuk tujuan penginjilan, sebuah suku adalah kelompok terbesar di mana Injil dapat menyebar sebagai gerakan perintisan jemaat tanpa menemui hambatan pemahaman atau penerimaan.”

Bagaimana kita memuridkan seluruh bangsa, suku, kaum dan bahasa?

Kita melihat contoh dalam Kisah Para Rasul 19:10, yang mengatakan semua orang Yahudi dan Yunani di provinsi Asia (15 juta orang!) “mendengar Firman Tuhan”dalam dua tahun. Dalam Roma 15 (ayat19-23) Paulus menyatakan bahwa dari Yerusalem sampai ke Ilirikum tidak ada tempat tersisa untuk pelayanan perintisnya.

Jadi apa yang diperlukan untuk menggenapi Amanat Agung? Tentu saja hanya Allah yang dapat menentukan kapan Amanat Agung akhirnya “digenapi.” Namun tujuannya tampaknya adalah memuridkan banyak orang di setiap ethnos, menghasilkan jemaat-jemaat. Murid-murid yang menghidupi kerajaan Allah–di dalam dan di luar jemaat–mengubah komunitas mereka dan terus-menerus membawa lebih banyak orang ke dalam kerajaan-Nya. 

Keterlibatan Gerakan Kerajaan

Inilah sebabnya mereka yang telah membuat komitmen 24:14 fokus pada melihat keterlibatan gerakan kerajaan. Kami menyadari bahwa hanya gerakan yang memperbanyak murid, jemaat, dan pemimpin yang dapat memuridkan seluruh komunitas, kelompok bahasa, kota, dan bangsa.

 

Terlalu sering dalam misi kita hanya bertanya: “Apa yang bisa saya lakukan?” Sebaliknya kita perlu bertanya: “Apa yang harus dilakukan?” untuk memenuhi bagian kita dalam Amanat Agung.

 

Kita tidak bisa hanya mengatakan, “Saya akan pergi dan mencoba untuk memenangkan beberapa orang kepada Tuhan dan merintis beberapa jemaat.” Kita perlu bertanya: “Apa yang diperlukan untuk melihat satu ethnos ini atau beragam ethnē ini dimuridkan?”

 

Di wilayah yang sulit dan belum terjangkau yang terdiri dari banyak negara, sebuah tim misi melayani di banyak tempat dan mereka melihat 220 jemaat dirintis dalam tiga tahun. Ini sangat baik, terutama mengingat konteks mereka yang sulit dan terkadang bermusuhan. Namun tim ini memiliki visi untuk melihat seluruh wilayah dimuridkan.

 

Pertanyaan mereka adalah: “Apa yang diperlukan untuk memuridkan daerah kita dalam generasi ini?”Jawabannya adalah bahwa permulaan yang solid (awal–bukan akhir) akan membutuhkan 10.000 jemaat. Jadi 220 jemaat dalam tiga tahun tidaklah cukup!

 

Tuhan menunjukkan kepada mereka bahwa untuk menjangkau wilayah mereka akan membutuhkan banyak cabang jemaat yang berlipat ganda cepat. Mereka rela mengubah segalanya. Ketika Tuhan mengirim mereka para pelatih GPJ, mereka mencari ayat Firman Tuhan dan berdoa dan membuat beberapa perubahan radikal. Sampai hari ini, Tuhan telah merintis 7.000+ jemaat di wilayah itu. 

 

Seorang pendeta Asia telah merintis 12 gereja dalam 14 tahun. Ini bagus, tetapi hal itu tidak mengubah status keterhilangan di wilayahnya. Tuhan telah memberi dia dan rekan-rekan sekerjanya visi untuk menjadi bagian dari melihat seluruh India Utara dijangkau. Mereka memulai kerja keras untuk meninggalkan pola-pola tradisional dan mempelajari strategi-strategi yang lebih alkitabiah. Hari ini 36.000 jemaat telah dirintis. Dan itu hanya permulaan dari apa yang Tuhan telah panggil mereka untuk lakukan.

 

Di bagian lain dunia yang belum terjangkau, Tuhan telah memulai gerakan dari satu kelompok bahasa yang merembet untuk menyentuh tujuh kelompok bahasa lain dan lima kota besar. Mereka telah melihat 10-13 juta orang dibaptis dalam 25 tahun tetapi itu bukan fokus mereka. Ketika ditanya bagaimana perasaannya tentang jutaan orang percaya baru ini, salah satu pemimpin mereka berkata, “Saya tidak fokus pada semua yang diselamatkan. Saya fokus pada mereka yang gagal kami jangkau–jutaan orang masih hidup dalam kegelapan karena kami belum melakukan apa yang perlu dilakukan.”

Tanda dari gerakan ini adalah bahwa satu orang atau satu tim menerima visi seukuran Tuhan. Untuk melihat seluruh wilayah yang terdiri dari berbagai negara diisi dengan Kerajaan Allah. Untuk melihat seluruh suku yang belum terjangkau–berjumlah delapan juta, atau 14 juta atau tiga juta–dijangkau, sehingga setiap orang memiliki kesempatan untuk menanggapi Injil. Mereka bertanya: “Apa yang harus terjadi?” bukan “Apa yang bisa kita lakukan?”Akibatnya, mereka cocok dengan pola Tuhan dan dipenuhi dengan kekuatan-Nya. Mereka berperan dalam melahirkan jemaat-jemaat yang berlipatganda yang mulai memuridkan dan mengubah suku mereka.

 

Tujuan awal dari 24:14 (keterlibatan pelayanan bersifat gerakan di setiap suku dan tempat yang belum terjangkau) bukanlah garis akhir. Itu hanya garis awal untuk setiap suku dan tempat (yaitu suku-suku di tempat itu). Kita tidak dapat menyelesaikan tugas di antara setiap suku jikalau tugas belum dirintis di antara setiap suku.

Untuk melihat Gerakan Kerajaan di setiap suku dan tempat, kita tidak dapat mengandalkan hanya pilihan strategi dan metode. Kita harus siap dan berkomitmen untuk mengejar dinamika yang sama dengan yang diberikan Tuhan kepada jemaat mula-mula. Apa yang diperlukan untuk melihat injil diberitakan ke semua ethne (Matius 24:14)?

 

 

Stan Parks Ph.D. melayani Koalisi 24:14 (Tim Fasilitasi), Beyond (Wakil Ketua Strategi Global), dan Ethne (Tim Kepemimpinan). Dia adalah seorang pelatih dan pembina untuk beragam GPJ secara global dan telah tinggal dan melayani di antara suku yang belum terjangkau sejak tahun 1994. 

Materi ini pertama kali muncul di halaman 139-144, 147 dari buku 24:14 – Sebuah Kesaksian untuk Semua Orang, tersedia di 24:14 atau di Amazon.