Urgensi dan Ketabahan yang Tak Langsung Nyata – Bagian 2
– Oleh Steve Smith –
Pada bagian 1 kita berfokus pada karakteristik penting dari “urgensi.” Kita sekarang mengalihkan perhatian kita ke…
KETABAHAN
Ketabahan: tekad yang gigih dan kekuatan yang tetap untuk mencapai sebuah misi, seringkali dalam menghadapi peluang yang tidak dapat diatasi.
Rooster Cogburn (dilambangkan oleh John Wayne dalam film “True Grit” [Ketabahan yang Sejati]), dengan senjata menembak terus, memunculkan gambar seseorang yang menghadapi tantangan-tantangan yang sepertinya tidak dapat diatasi, untuk mencapai misi. Namun di alam rohani, ketabahan yang gigih selalu menjadi ciri pria dan wanita yang Tuhan telah panggil untuk meluncurkan gerakan.
Misi Yesus di dunia, yang cuma satu masa, tidak dapat dihentikan. Wajah-Nya seperti batu api terhadap masalah yang menanti-Nya di Yerusalem (Luk. 9:51-53). Sepanjang jalan, banyak yang menyatakan keinginan mereka untuk mengikuti-Nya. Tetapi satu demi satu, Dia menantang kesediaan mereka untuk menghitung harga dan tekad mereka untuk tetap berada di jalurnya (Luk. 9:57-62). Ketabahan.
Ketabahan menggambarkan pergulatan Tuhan kita dalam pencobaan di hutan belantara dan pada saat-saat terakhir Getsemani. Ia mempunyai kekuatan bertahan yang teguh untuk berjalan melalui rintangan yang kelihatannya tidak dapat diatasi, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Bapa.
Yesus memohon murid-murid-Nya untuk hidup dengan ketabahan yang sama—keengganan untuk menerima “tidak” sebagai jawaban. Sebaliknya, seperti janda yang memohon kepada hakim yang tidak benar, mereka “harus selalu berdoa dan tidak tawar hati” (Luk 18:1-8).
Dengan demikian, para murid di seluruh Kisah Para Rasul melanjutkan dorongan keluar kerajaan mereka dalam menghadapi rintangan yang luar biasa. Ketika Stefanus dilempari batu dan rekan-rekan seiman diseret ke penjara (Kisah Para Rasul 8:3), apa yang mereka lakukan? Mereka memberitakan firman saat mereka tersebar! Paulus, dirajam di Listra, segera kembali untuk memasuki lagi kota sebelum pindah ke tujuan berikutnya. Paulus dan Silas terikat dengan ketat di penjara Filipi menyanyikan pujian kepada Yang Mahatinggi ketika keadaan paling rendah. Ketabahan rohani membuat mereka tetap di misi.
Keadaan apa yang dapat muncul yang akan menyebabkan Anda berhenti dari misi Allah? Berapa tingkat ketabahan Anda?
Rahasia ketabahan dapat ditemukan dalam tekad Yesus untuk menghadapi salib:
Yesus…yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia.. (Ibr. 12:2)
Kegembiraan dari apa yang ada di hadapan-Nya—menyenangkan hati Bapa-Nya, memenuhi misi-Nya, menyediakan penebusan—menuntun-Nya untuk menghitung rasa malu dari salib sebagai bukan apa-apa. Sisi baiknya jauh melebihi sisi negatifnya.
Paulus mengungkapkan pandangan serupa.
Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal. (2 Tim. 2:10)
Sisi positifnya bagi Paulus—bahwa umat pilihan Tuhan di setiap tempat mungkin menemukan keselamatan—jauh lebih besar daripada kerugian dari menanggung ejekan, pukulan, pemenjaraan, kapal tenggelam dan rajam. Hanya sebuah visi dari hal yang positif dari misi yang akan menguatkan kita dengan ketabahan yang kita butuhkan untuk menanggung sisi buruk dari kesulitan untuk mencapainya.
Generasi kita memiliki kemampuan untuk melibatkan setiap suku dan tempat yang belum terjangkau dengan pendekatan-pendekatan GPJ yang berbuah. Kita memiliki dalam kemampuan kita sarana untuk mengatasi setiap rintangan untuk memenuhi Amanat Agung dan kedatangan Tuhan. Tetapi generasi seperti itu hanya akan bangkit ketika bertekad untuk menyelesaikan tugas dengan rasa urgensi yang diperbarui, diperkuat oleh ketabahan untuk mengatasi setiap rintangan.
Musa, abdi Allah, berdoa dalam Mazmur 90:12:
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Apa yang akan terjadi jika gereja global mengakui bahwa waktu terbatas? Bagaimana jika kita tetapkan tanggal untuk penyelesaian melibatkan setiap suku dengan strategi GPJ yang efektif pada akhir tahun seperti 2025 atau 2030? Mungkin kita dapat hidup dengan hati yang lebih bijak yang dipenuhi dengan perasaan mendesak untuk melakukan pengorbanan apa pun yang diperlukan untuk memenuhi tujuan misi.
Mari kita hidup dengan rasa urgensi dan bertahan dengan ketabahan sampai akhir sudah dekat.
Steve Smith, Th.D. (1962-2019) adalah seorang co-fasilitator dari Koalisi 24:14 dan penulis dari banyak buku (termasuk T4T: A Discipleship Re-Revolution /T4T: Sebuah Revolusi Ulang Pemuridan). Beliau mengkatalisasi dan melatih GPJ di seluruh dunia selama hamper dua dekade.
Diedit dari sebuah artikel yang awalnya diterbitkan di majalah Mission Frontiers edisi Januari-Februari 2017, missionfrontiers.org, hal. 40-43, dan diterbitkan pada halaman 239-247 dari buku 24:14 – A Testimony to All Peoples (24:14 – Kesaksian bagi Semua Bangsa), tersedia di 24:14 atau Amazon.